Derit kursi terdengar gaduh. Jam pelajaran telah usai. Semua anak berlomba keluar kelas. Padahal
tanpa berlomba pun toh mereka bakalan keluar kelas. Tapi ya..namanya juga masih anak abg, yang
katanya baru gede. Katanya pulang sekolah jadwalnya padat. Padatnya ternyata cuma mau jalan samapacarnya aja hehe..
Beda banget sama sosok satu ini. Cowok cool calm n confident..kaya iklan ya..dia berjalan santai
menuju trotoar tempat dia memarkir motornya.
Tiba-tiba pandangannya tertuju pada seorang gadis yang tak jauh dari tempatnya dia memarkir motor.
Tampak sedang akan mengambil motornya juga. Didekatinya gadis itu. Bermaksud membantunya..
“ butuh bantuan nggak...”
Sang gadis tampak kaget dan spontan menoleh ke arah suara tadi.
“ rakaa...sampe kaget tau nggak...”
Tanpa basa-basi cowok yang dipanggil raka itu menggeser tubuh sang gadis dan berusaha mengeluarkan
motornya dari jejeran motor lainnya.
motornya dari jejeran motor lainnya.
“ makasih ya,...udah dibantuin..”
“ santai dis..sama aku ini...”
Raka memasang standar motor gladys. Gladys tersenyum menerima motornya.
dia tersenyum kepada raka sebagai tanda terima kasih.
Ada rasa aneh di dada raka tatkala dia melihat senyum gladys.
Teman sekelas waktu mereka sama-sama di tingkat I.
Di tingkat II ini mereka harus berpisah karena gladys masuk di kelas IPA sedangkan raka masuk kelas IPS.
Gladys kemudian melajukan motornya pulang setelah berpamitan dengan raka. Raka memandangi gladys sampai gadis cantik itu keluar gerbang. Raka berbalik menuju parkiran motornya. Dia diam diatas motornya, wajah gladys nggak bisa hilang dari pikirannya. Rasa itu timbul ketika seringnya raka dan gladys jalan berdua. Mereka memang selalu akrab dari kelas satu, dan raka menyadari bahwa dia menyukai gladys. Namun dia nggak berani mengungkapkannya kepada gladys. ia takut akan jauh dari gladys kalau ternyata gadis itu menolak cintanya. tapi dia juga nggak bisa
memendam perasaannya terlalu lama takut gladys akan diambil cowok lain.
dia tersenyum kepada raka sebagai tanda terima kasih.
Ada rasa aneh di dada raka tatkala dia melihat senyum gladys.
Teman sekelas waktu mereka sama-sama di tingkat I.
Di tingkat II ini mereka harus berpisah karena gladys masuk di kelas IPA sedangkan raka masuk kelas IPS.
Gladys kemudian melajukan motornya pulang setelah berpamitan dengan raka. Raka memandangi gladys sampai gadis cantik itu keluar gerbang. Raka berbalik menuju parkiran motornya. Dia diam diatas motornya, wajah gladys nggak bisa hilang dari pikirannya. Rasa itu timbul ketika seringnya raka dan gladys jalan berdua. Mereka memang selalu akrab dari kelas satu, dan raka menyadari bahwa dia menyukai gladys. Namun dia nggak berani mengungkapkannya kepada gladys. ia takut akan jauh dari gladys kalau ternyata gadis itu menolak cintanya. tapi dia juga nggak bisa
memendam perasaannya terlalu lama takut gladys akan diambil cowok lain.
Raka tersadar dari segala lamunannya tentang gladys. Dia kemudian menyalakan motornya dan
melaju pulang.
melaju pulang.
Jam istirahat siang ini bikin hati raka bimbang. Pasalnya dia galau . Apa ia akan mengutarakan
perasaannya kepada gladys atau jangan dulu.
perasaannya kepada gladys atau jangan dulu.
“ udah langsung tembak aja si gladys ka..ntar keburu digaet sama cowok lain, nyesel lu...” ujar
boby mengompori raka yang masih galau. Wajah raka tampak bingung. Kadang hatinya mantap
tapi sejenak kemudian berubah ragu-ragu. Jadi seperti cacing kepanasan.
boby mengompori raka yang masih galau. Wajah raka tampak bingung. Kadang hatinya mantap
tapi sejenak kemudian berubah ragu-ragu. Jadi seperti cacing kepanasan.
“ ntar kalau ternyata dia nolak aku trus akhirnya dia nggak mau lagi temenan sama aku lagi gimana?” jawab raka masih dalam kebimbangannya
“ cemen banget sih kamu jadi cowok...resiko dong. Kalau diterima syukur kalau ditolak ya udah, yang penting khn kamu udah berani mengungkapkan sama dia mennn..bener nggak ?” boby kembali mengobarkan semangat raka. Tampak raka terpengaruh dengan ucapan bobi.
“ bener juga ya bob.. Oke bob,..” kata raka akhirnya, sambil dia berdiri dari tempat duduknya
sembari mengepalkan tangannya seolah akan berperang melawan penjajah dengan semangat
yang menyala-nyala.lebayy..
sembari mengepalkan tangannya seolah akan berperang melawan penjajah dengan semangat
yang menyala-nyala.lebayy..
“ aku putuskan akan menembak gladys pulang sekolah nanti.....”
“ yessss....gitu donggg...tosss tosss...” boby ber yess ria, ikut senang mendengar ucapan
temannya. Raka tampak malu-malu sekaligus senang.
temannya. Raka tampak malu-malu sekaligus senang.
“ doaian ya bob...moga sukses...”
“ so pasti bro..kalo sukses, makan-makan dong nih...”
“ bereeeesss...nggak masalah..”
Siang itu tidak bergitu panas, namun bagi raka sangat panas sekali karena grogi akan menjalankan
niatnya menembak sang buah hati. Keringat di keningnya berkali-kali mengucur,
berkali-kali pula dia mengusapnya. Jantungnya dag-dig dug serr nggak karuan. Dan
berkali-kali pula ia tarik nafas panjang untuk menghilangkan perasaan groginya.
niatnya menembak sang buah hati. Keringat di keningnya berkali-kali mengucur,
berkali-kali pula dia mengusapnya. Jantungnya dag-dig dug serr nggak karuan. Dan
berkali-kali pula ia tarik nafas panjang untuk menghilangkan perasaan groginya.
Seperti biasa dia menuju area parkir. Raka celingukan mencari sosok yang ia tuju. Tidak nampak. Ia mencari montor gladys yang terparkir ditempat biasanya juga nggak ada. Apa dia nggak bawa motor? Tadi dia berangkat kok, batin raka. Tak lama kemudian gladys keluar dari lobi menuju gerbang sekolah. Seperti menemukan oasis, ia segera memanggil gladys meskipun perasaannya lagi campur aduk.
“ gladys...” panggil raka.
Gladys menoleh ke arah raka. Seperti biasa dia tersenyum. Dia menghentikan langkahnya dan menunggu raka menghampirinya.
“ raka...ada apa ? Belum pulang kamu ?” tanya gladys begitu raka sampai dihadapannya.
Raka seperti orang bego yang nggak bisa jawab-jawab apa apa karena saking gugupnya.
Raka seperti orang bego yang nggak bisa jawab-jawab apa apa karena saking gugupnya.
“ belum...kamu nggak bawa motor ya..kok tadi aku liat motormu nggak ada?”
“ iyaa.. Aku emang nggak bawa motor , motorq bannya bocor tadi pagi nggak sempet ke tambal ban, taunya waktu udah mau berangkat...”
“ kenapa nggak telpon aku, khn bisa aku jemput..apa ini aku anterin pulang ya..sekaliannnn...aku..mau ngomong sesuatu sama kamu...” kata raka akhirnya memberanikan diri. Gladys tampak
penasaran.
penasaran.
“ ngomongin apa ? Tumben kamu serius banget gitu ngomongnya...” kata gladys sambil tertawa kecil. Raka makin gugup. Tapi dia mencoba untuk tetap bersikap biasa.
“ yaa..nggak enak disini, sambil nongkrong dimana gitu...”
“ kenapa nggak disini aja sih ka?..yahhh..kamu nggak bilang dari tadi sih, khn aku dijemput nih..gimana dong...” kata gladys yang tampak kecewa karena nggak bisa menemani raka. Semangat raka
tiba-tiba surut, dijemput? Dijemput siapa? Bukankah dia tinggal hanya dengan orang tuanya saja ya..nggak mungkin papanya yang jemput, papanya sibuk kerja. Mamanya sibuk juga..
tiba-tiba surut, dijemput? Dijemput siapa? Bukankah dia tinggal hanya dengan orang tuanya saja ya..nggak mungkin papanya yang jemput, papanya sibuk kerja. Mamanya sibuk juga..
“ di...dijemput siapa emang?” tanya raka terbata-bata..
“ nanti aku kenalin ya..bentar lagi nyampe dia, tadi udah dijalan katanya..”
“ oww...”
Tiba-tiba ponsel gladys berdering. Tampak gladys tersipu-sipu malu menjawab panggilan yang barusan masuk keponselnya. Dan sejenak setelah ia mengucap
kata “bye”, dia memasukan ponselnya kembali kantongnya. Wajahnya berbinar-binar.
kata “bye”, dia memasukan ponselnya kembali kantongnya. Wajahnya berbinar-binar.
“ siapa memang? Kayanya kamu seneng banget...” tanya raka mengobati rasa penasarannya.
“ yukk aku kenalin, dia ada di depan gerbang sekarang..”
“ kenalin sama siapa?”
“ udah ikut ajaaa...aku sering cerita kamu kok ke dia?”
Daripada penasaran raka ngikut aja ke depan gerbang. Sebenarnya siapa yang dimaksud gladys?
Raka bertanya dalam hati.
Raka bertanya dalam hati.
Seorang pemuda berseragam sama dengannya menghampiri mereka berdua. Wajahnya masih tertutup helm. Ada rasa cemburu yang amat sangat dihati raka, namun dia tahan sebisa mungkin agar tidak
terlihat oleh gladys.
terlihat oleh gladys.
“ hay bin...udah lama nunggunya?” tanya gladys kepada pemuda yang masih belum membuka
helmnya itu.
helmnya itu.
Melihat gladys bersama
laki-laki lain, pemuda itupun akhirnya membuka helmnya. Lumayan tampan, tapi aku lebih tampan dari dia. Lagi-lagi raka membatin .
laki-laki lain, pemuda itupun akhirnya membuka helmnya. Lumayan tampan, tapi aku lebih tampan dari dia. Lagi-lagi raka membatin .
“ nggak kok beb..baru aja nyampe...?” laki-laki bernama bintang itu melirik raka yang sedari tadi diam membisu. “beb...????” raka berteriak dalam hati. Hatinya langsung panas membara. Melihat bintang yang memandangi raka, segera gladys
memperkenalkan raka kepada bintang, takut bintang salah paham.
memperkenalkan raka kepada bintang, takut bintang salah paham.
“ o iya bin...kenalin ini sahabat aku raka, raka ini bintang...hmm..pacar aku...” gladys
memperkenalkan bintang dan raka secara bergantian, bagai disambar petirrr...raka tidak percaya mendengar kata-kata gladys. PACARR??? Sejak kapan dia mempunyai pacar, rasanya selama ini dia tidak
mempunyai pacar. Dengan males malesan raka mengulurkan tangan ke arah bintang,.
memperkenalkan bintang dan raka secara bergantian, bagai disambar petirrr...raka tidak percaya mendengar kata-kata gladys. PACARR??? Sejak kapan dia mempunyai pacar, rasanya selama ini dia tidak
mempunyai pacar. Dengan males malesan raka mengulurkan tangan ke arah bintang,.
“ kok kamu nggk pernah cerita sih dys..kalo kamu...udah punya pacar..” tanya raka antara
kecewa dan cemburu, juga marah.namun masih tetap mempertahankan gengsinya. Bersikap cool.
kecewa dan cemburu, juga marah.namun masih tetap mempertahankan gengsinya. Bersikap cool.
“ maap ka..kami jadian juga baru seminggu yang lalu kok...ya khn bin...” bintang mengangguk
mengiyakan.
mengiyakan.
“ owhh...selamat ya dys..aku pulang duluan deh klo gitu..bintang nitip gladys ya..”
Si bintang hanya mengangguk sembari tersenyum.
“ dys aku duluan ya...”
“ tadi katanya mau ngomong ?”
“ gampang besok-besok juga bisa kok..yukk”
Raka meninggalkan mereka berdua dengan perasaan hancur. benci dengan dirinya sendiri yang nggak berani mengungkapkan perasaan. Marah , kenapa selama ini gladys tidak pernah cerita kalau
ternyata dia sudah bersama dengan orang lain.serasa ingin berteriak
sekencang-kencangnya. Kecewa banget..
ternyata dia sudah bersama dengan orang lain.serasa ingin berteriak
sekencang-kencangnya. Kecewa banget..
Motor raka melaju kencang. Bahkan diatas
rata-rata normal. Namun ia nggak tau ingin kemana. Hatinya hancur. Hatinya remuk redam. gadis yang
selama ini dicintainya ternyata sudah jatuh dalam pelukan
laki-laki lain. Namun dalam hati kecilnya berkata kenapa dia harus marah dengan kebahagiaan yang
didapat oleh gladys. Kecepatan motornya berangsur berkurang. Emosi dalam hati raka
berangsur-angsur memudar. akhirnya ia menyadari tidak seharusnya dia berbuat seperti ini. Biarlah
gladys
dengan pacarnya. Mungkin inilah takdir kebersamaan mereka memang hanya sebatas sahabat saja.
rata-rata normal. Namun ia nggak tau ingin kemana. Hatinya hancur. Hatinya remuk redam. gadis yang
selama ini dicintainya ternyata sudah jatuh dalam pelukan
laki-laki lain. Namun dalam hati kecilnya berkata kenapa dia harus marah dengan kebahagiaan yang
didapat oleh gladys. Kecepatan motornya berangsur berkurang. Emosi dalam hati raka
berangsur-angsur memudar. akhirnya ia menyadari tidak seharusnya dia berbuat seperti ini. Biarlah
gladys
dengan pacarnya. Mungkin inilah takdir kebersamaan mereka memang hanya sebatas sahabat saja.
Dua bulan sudah raka jarang menemui gladys. Dia selalu menghindar dari gladys. dia masih merasa
sakit tatkala melihat gladys jalan dengan pacarnya.
sakit tatkala melihat gladys jalan dengan pacarnya.
“ mau sampai kapan sih kamu
terus-terusan kaya gini ka...kamu harus rela dong kalo ternyata gladys punya pacar. Nggak bisa kamu kaya anak kecil gini..”
terus-terusan kaya gini ka...kamu harus rela dong kalo ternyata gladys punya pacar. Nggak bisa kamu kaya anak kecil gini..”
Boby menepuk pundak raka, bingung juga melihat sahabatnya patah hati
gara-gara cewek yang dicintainya sudah bersama orang lain.
gara-gara cewek yang dicintainya sudah bersama orang lain.
Raka hanya menghela nafas panjang. Boby pun ikut diam menanti jawaban raka
“ kamu nggak ngerti perasaanku hancurnya kaya gimana bob, aku yang udah siap nembak dia,
ternyata didepan mata aku dikenalin sama pacar barunya...kamu nggak ngerti..”
ternyata didepan mata aku dikenalin sama pacar barunya...kamu nggak ngerti..”
“ bro..kamu khn cowok, masa masalah kaya gini aja kamu harus menghindari gladys terus
menerus? Kasian gladysnya bro, dia nggak tau apa-apa..dari kemarin dia nyariin kamu..”
menerus? Kasian gladysnya bro, dia nggak tau apa-apa..dari kemarin dia nyariin kamu..”
“ tapi aku cemburu bob..setiap melihat dia hatiku hancur..”
“ jangan sepeti itu mann..come on, kamu cowok. Nggak pantes seperti ini tau nggak. Kamu harus berani terima kenyataan kalo ternyata gladys sudah punya pacar.”
Boby masih aja nerocos berusaha agar sahabatnya ini bisa move on. Raka tampak berpikir,
merenungi sikapnya selama ini yang ternyata sangat memalukan. Nggak gentle sama sekali.
Bener
kata-kata boby barusan. Batin raka. Dengan helaan nafas yang panjang akhirnya raka
memutuskan
untuk move on.
merenungi sikapnya selama ini yang ternyata sangat memalukan. Nggak gentle sama sekali.
Bener
kata-kata boby barusan. Batin raka. Dengan helaan nafas yang panjang akhirnya raka
memutuskan
untuk move on.
siang itu terasa terik sekali. Raka berjalan menyusuri koridor sekolah. Bel pulang sekolah memang sepertinya baru beberapa menit berbunyi namun suasana sekolah sudah mulai sepi. Semua murid sudah berhamburan pulang. Dari kejauhan raka melihat gladys berjalan dari lawan arah. Dia agak terkejut melihat raka. Karena selama ini sama sekali gladys tidak pernah bertemu raka. Begitupun raka , dia agak kebingungan alasan apa yang harus dia katakan atas sikap menghindarnya selama ini. Tapi dia tetap dengan sikapnya yang biasa. Tenang dan santai meski hatinya nggak karuan. Perlahan langkah mereka saling mendekat. Raka melempar senyum ke arah gladys. Namun tampaknya gladys tidak melakukan hal yang sama. Sorot matanya tajam. Bahkan sampai menusuk hati raka. Entah kenapa raka merasa bahwa gladys marah kepadanya. Kenapa dia yang harus marah?harusnya aku yang marah. Batin raka.
Mereka berdua berhenti berpapasan. Raka lagi-lagi mengulum senyum. Tapi tidak dengan gladys. Wajahnya seakan menyorotkan dendam membara. Raka jadi kikuk menghadapi gladys.
“ hai dis...apa kabar..maaf aku...”
“ kemana saja kamu....” tiba-tiba gladys memotong pembicaraan. “kamu boleh punya cewek , tapi kenapa harus menghindar dari aku? Takut pacar kamu cemburu?”
Whattt??? Cewekk??kenapa jadi memutar balikkan fakta?? Dalam hati raka tidak terima.
“ maksud kamu apa sih dis...baru ketemu udah marah-marah gitu sama aku..”
“ selama ini kamu kemana sih raka..kita itu satu sekolah..tapi aku nggak pernah melihat kamu sekalipun. Aku mau curhat sama siapa lagi kalo bukan kamu...”
Kata gladys dengan nada agak sedikit gemetar. Seperti tangis yang ditahan. Itu yang raka tangkap dari wajah gladys. Mungkinkah ada masalah dengan bintang pacarnya?
“ maaf dis...lagi sibuk di mading, lagi cari berita buat bahan mading. Jadi nggak sempet ketemuan sama kamu” ngeles raka
“ sampai kamu lupa punya sahabat ya...”
“ sebenernya kamu kenapa sih dis..oke kali ini, curahkan semuanya sama aku..aku siap mendengarkan..karena aku ini khn...sahabatmu..” kata-kata terakhir menggantung di mulut raka. Ya dia harus terima kalau dia hanya dianggap sebagai sahabat saja. Gladys hanya menggigit bibirnya getir. Bening dimatanya seakan sudah tidak bisa ditampung lagi. Raka jadi khawatir dengan gladys. Ada apa sebenernya.
“ apa yang sebenernya terjadi dys...” kata raka khawatir melihat sikap gladys yang seolah memendam kesedihan yang amat sangat.
Sudah sepuluh menit gladys masih diam membisu. Ayunan di taman belakang sekolah kini telah menjadi teman diamnya. Disandarkannya kepalanya di salah satu sisi ayunan tersebut. Raka masih diam sabar menunggu gladys membuka mulutnya. Namun si gadis itu masih diam membisu. Akhirnya raka mendekati gladys yang sedari diam.
“ katanya tadi mau curhat, giliran sekarang aku udah disini kamunya diem.., helloo..ada raka disini, jangan dicuekin dong..”
Kata raka mencairkan suasana. Gladys tersenyum. Meski tidak diarahkan ke arah raka.
“ aku masih nggak ngerti kenapa selama ini kamu nggak ada...”
Kembali raka merasa bersalah dengan omongan gladis
“ iya maaf dys..khn tadi udah dijelasin kenapanya..masih belum maafin juga ya,,”
“ bukan itu maksudku..selama kamu nggak ada. Aku begitu kesepian..nggak ada teman ngobrol tiap kali pulang sekolah”
“ bukannya udah ada bintang...bintangnya nggak ngajakin kamu ngobrol..?”
“ justru itu yang ingin aku bicarakan raka...”
Raka bingung. Haduhh mau ngobrolin si saingan kutu kupret itu? Males banget deh rasanya. Dipikiran raka udah kembali berkecamuk mendengar nama bintang. Kenapa topiknya orang itu sih..nggak ada yang lain...
“ kenapa dengan bintang....”
Raka bersikap sewajar mungkin meki hati panas mendengar nama saingannya.
“ nggak ada apa-apa sama dia..”
Trussss...kalo nggak ada apa-apa mending nggak usah ngomongin dia deh ah. Batin raka.
“ trus masalahnya apa sampai kayanya mukamu kusut gitu. Apa gara-gara kangen sama aku ya mpe stress mikirin gitu”
Goda raka agar gladys tersenyum. Gladyspun tersenyum manja sambil mencubit bahu raka.
“ itu dia raka..aku sangat kehilangan kalau kamu nggak ada. Cuma kamu yang bisa bikin aku tersenyum. Deg ..jantung raka seolah mau copot mendengar perkataan gladys.
“ ah..masa sih...” kata raka girang. Tapi sesaat kegemberiaan itu pudar “ tapi...khn sekarang gladys udah ada bintang..”
Wajah gladys kembali murung.
“ itulah...raka..aku kira bintang itu orangnya baik. Aku udah terlanjur cinta sama dia. Ternyata...dia itu playboy”
“ maksud gladys...??”
“ aku udah putus sama dia raka..”
Titik demi titik jatuh membasahi mata gladys. Ada rasa sedih juga dihati raka melihat orang yang dicintai bersedih. Raka berjalan mendekati gladys dan berjongkok di depan gladys yang sedang duduk di ayunan. Tangannya refleks mengusap air mata gladys.
“ kenapa mesti sedih..berarti allah memberi petunjuk untuk kamu, dia bukan yang terbaik buat kamu..”
Gladys agak grogi ada raka didepannya. Selama ini raka memang dianggapnya sahabat, namun hanya hari ini gladys merasakan hal aneh. Jadi grogi.
“ makasih raka...kamu memang sahabat terbaik aku..”
“ dys...aku boleh meminta sesuatu dari kamu?”
“ apa raka...”
“ bisa tidak kamu tidak mengaggapku sebagai sahabat..”
\gladys terkejut mendengar raka berkata.
“ maksud kamu apa raka? Aku baru saja putus dengan bintang...dan sekarang orang yang selama ini menjadi sahabatku akan meninggalkanku juga?..”
Gladys beranjak dari ayunannya dan pergi meninggalkan raka. Namun secepat kilat raka menarik tangan gladys dan membawanya ke pelukannya. Gladys kaget bukan main. Namun dia hanya diam dalam pelukannya. Jantungnya berdegup kencang. Ada apa dengan raka
“ aku tidak ingin kamu anggap sebagai sahabatmu lagi gladys...tapi aku ingin kau menjadikanku orang yang spesial di hati kamu, yang selalu ada disaat kamu senang maupun sedih, aku ingin menjadi orang yang sangat berharga dihidupmu..”
Semakin kencanglah degup jantung gladys. Dia tidak percaya dengan semua ini. Pelan-pelan raka melepaskan gladys.
“ maaf gladys, aku sudah tidak bisa memendam perasaan ini padamu. Setidaknya aku sudah mengatakan perasaanku yang sebenarnya padamu..maaf”
Gladys memandang raka tak percaya
“ apakah semua ini kamu lakukan hanya karena aku baru putus dengan bintang. Dan kamu hanya ingin aku tidak sedih lagi?”
“ jauh sebelum ada bintang gladys...”
“ oh my god, kenapa kamu nggak pernah bilang sama aku raka..?”
“ karena sewaktu aku akan mengutarakan , kamu sudah bersama bintang..”
Gladys berurai air mata. Raka membatin pasti dia akan ditolak. Yah raka sudah siap dengan apa jawaban gladys.
“ apa itu benar raka...?”
“ kau sudah tau aku khn...jadi jawabannya mau atau tidak gladys?”
Raka dag dig dug mendengar jawaban gladys.
Tiba-tiba gladys memeluk raka sambil tersenyum.
“ iya raka...karena sebenernya aku juga mencintaimu, tapi kamu tidak pernah mengungkapkan sama aku..”
“ ohh..benarkah..?cihuiiiiiiiiiiiiiiii....woiiiiiiiiiiii...aku diterimaaaaa, aku punya kekasih sekaranngggg....” raka berteriak-teriak seperti orang gila. Gladys tertawa melihat raka seperti itu.
Akhirnya dua insan yang sedang jatuh cinta, yang satu sama lain mempunyai perasaan yang sama akhirnya bersatu.