Deru ombak sejenak membuyarkan lamunanku. Ku lirik seseorang yang ada di sebelahku. Yang sedari tadi diam menanti jawaban dari mulutku. Aku juga diam, gelisah, aku bingung harus menjawab apa tatkala reno menembakku ketika kami ada kegiatan susur pantai. Aku akui reno tampan, banyak yang naksir,tapi nggak tau kenapa tidak ada rasa sedikitpun kepadanya. Aku hanya menganggapnya sebagai teman , nggak lebih.
" aku nggak bisa ngasih jawaban sekarang ren.." jawabku akhirnya. Reno tampak kecewa, namun tak lama wajahnya bersemi kembali dan tersenyum.
" lantas kapan jawaban itu bisa aku dapat?" tanyanya
" hmmm...seminggu lagi deh ..." jawabku asal saja. Aku nggak bisa berpikir lagi. Namun sepertinya reno puas dengan jawabanku.
" seminggu lagi ya...oke, minggu depan aku tunggu jawabannya ya..semoga jawabannya nanti menyenangkan..."
* * *
Keputusanku memberi jawaban kepada reno seminggu lagi,membuat pikiranku perang. Kenapa aku nggak menjawabnya saat itu juga, kenapa nggak langsung aku tolak aja. Kenapa harus memberi dia harapan , kalau akhirnya jawabannya adalah tidak. Dia yang benar-benar mencintaiku, namun tak ada ruang kosong di hatiku. Ruang kosong itu telah terisi oleh seseorang yang sekarang menjadi sahabatku sendiri sekaligus teman satu organisasi. namun aku nggak tau dia mencintaiku atau tidak. Dan ini juga yang membuat aku semakin tidak mengerti. Kalau dia tidak mencintaiku kenapa dia sepertinya memberi harapan kepadaku?
Kenapa dia simpan foto aku sama dia waktu acara perpisahan kelas 1 waktu itu? Lantas kenapa dia nggak berani mengungkapkannya sama aku?? Damn!!!!...rasa ini membuatku sakit. Dan alasan inilah kenapa sampai sekarang aku nggak pernah punya pacar. Karena aku hanya menunggu ungkapan dari dia. Dari seorang kevin. Cowok dingin , sedingin kutub mungkin. Entah sampai kapan aku menunggu dia. Sampai buyutan apa ya..?huff..
" maaf ren..aku nggak bisa, kita temenan aja ya.." kataku pada hari yang telah kujanjikan. Wajah reno berubah merah padam. Jantungku dag-dig dug serr melihat perubahan ekspresi dia. Sebentar lagi pasti dia marah.
" tapi kenapa dind? Bisa kamu beri alasannya?" tanya reno dengan menahan amarahnya.
" aku..cuma menganggap kamu sebagai teman ren, aku nggak bisa lebih dari itu..maap" jawabku dengan penuh hati-hati agar reno tidak tersinggung. Namu ternyata jawabanku tidak membuat merah padam di wajahnya berkurang.
" kamu khn ganteng ren..pasti cewek-cewek masih banyak yang ngantri disana..." hiburku.
" apa ada cowok lain?" tanyanya tanpa menggubris omonganku barusan.
" maksud kamu?" aku pura-pura tidak mengerti dengan pertanyaan reno, padahal aku tahu siapa yang dia maksud.
" kenapa sih kamu masih mengharapkan cowok sedingin kevin, yang nggak jelas dia suka kamu atau enggak. Mau sampai kapan? Sampai nenek-nenek?"
Tiba-tiba aku merasa tersinggung dengan perkataan reno.
" mungkin!!!" jawabku singkat dengan nada agak tinggi.
Tiba-tiba kepalan tangan reno menghantam pegangan kursi yang ia duduki. Aku tersentak dengan itu. Ada rasa takut juga kalau-kalau reno mengamuk dirumahku.
" ren..sekali lagi aku mohon maaf banget, aku berterima kasih karena kamu udah ngasih ruang hatimu buat aku, tapi aku nggak bisa pura-pura suka sama kamu ren..bukankah tu akan tambah menyakiti kamu? Setidaknya kamu tetap menjadi teman terbaik aku ren..pliss, forgive me.." kataku berusaha menenangkan hati reno. Dan ternyata usahaku ada hasilnya, amarah reno berangsur pulih. Dia mulai berani menatap aku. Bahkan terlalu berani sehingga aku nggak berani membalas tatapannya.
" plis jangan tatap aku seperti itu ren.." kataku sedikit risih dengan tatapan reno.
" aku hanya ingin tanya saja,..kenapa kevin nggak berani mengungkapkan sama cewek cantik seperti kamu, bodoh banget dia..yahh..semoga dai cepet sadar dengan cintamu"
Kata reno akhirnya. Ada rasa lega juga dihatiku mendengar jawaban reno yang akhirnya mau mengerti. dan mengamini doanya..
***
Bel tanda pulang sekolah sudah lama terdengar. Namun aku masih malas pulang. Hari ini tidak ada kegiatan ekstra kurikuler. Tapi rasanya masih betah di sekolah. Kuputuskan untuk makan siang dulu aja ah dikantin, nanti sampai dirumah biar bisa langsung istirahat. Baru beberapa langkah menuju kantin, aku melihat kevin duduk sendirian di depan kelasnya. Tumben dia belum pulang. Ku dekati kevin yang duduk sendiri melamun. Acara ke kantin sejenak jadi lupa begitu melihat kevin, lapar yang melanda juga langsung hilang .
" kenapa vin? Kok belum pulang? Pake acara ngelamun lagi" kataku sebiasa mungkin, layaknya nggak ada rasa sama kevin. Karena dengan cara seperti inilah aku bisa selalu bersama dia.
" nggak papa kok dind.." jawabnya. Namun aku nggak puas dengan jawabannya. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan.
" nggak papa kok sampe melamun segala..udah deh jujur aja sama aku.kaya ma siapa aja pake boong segala.."
Kevin tampak tersenyum getir. Dia seperti tidak berani menatap aku. Aku sempat berpikir jangan-jangan reno mengatakan sesuatu sama kevin. Aduhhh..jantungku jadi deg-degan gini sih...
" dind..kalo selama ini aku ada salah sama kamu..aku minta maap ya.."
Aku terkejut mendengar perkataan kevin. Kata-kata itu buat aku adalah sebuah tanda perpisahan. Kenapa kevin berkata seperti itu??
" kenapa kamu ngomong seperti itu?"
" yahhh..besok juga kamu akan tau.."
" what happen with tomorrow??nggak ..aku mau tau hari ini, sekarang juga dan detik ini juga..." kataku
" maksa banget sih,,..." jawab kevin santai, dengan sedikit senyum.
" vin..jangan main-main deh..aku benci tau nggak sih, dengan kata-kata seperti itu..seolah-olah kamu akan..."
" ya dind...aku akan pergi.." jawab kevin memotong pembiacaraanku. Nggak nyangka banget sampai bola mataku membulat. Nggak percaya dengan apa yang ku dengar.
" aku akan pindah sekolah dind.."
" apaa?? Pindah??kapan..?" kataku dengan bibir bergetar. Bening di mataku sudah hampir jatuh. Namun masih tetap aku tahan. Aku nggak mau nangis di depan kevin.
" besok..."
"apaaaa???" kataku keras begitu kaget mendengar jawaban kevin. tanpa berkata apa-apa aku berlari menginggalkan kevin. Aku nggak mau nangis didepan dia. Namun hati ini serasa sakit banget mendengar ini semua. Kevin akan pergi . Aku mendengar kevin memanggil-manggilku, tapi aku tidak mau menangis didepan dia. Kevina akan Meninggalkan aku. Meninggalkan perasaanku yang selama ini aku pendam dan berharap suatu saat nanti akan terjawab. Tetapi semua ini akan berakhir. Apakah inilah jawaban atas perasaanku selama ini. Bahwa aku harus melupakan kevin untuk selama-lamanya. Tidakkk...tidak mungkin..kenapa tuhan? Kenapa aku harus tersiksa dengan perasaan yang tak pernah terbalas. Aku menangis sesenggukan di dalam kamar mandi sekolah. Aku membayangkan besok sudah tidak ada kevin lagi disini. Udah nggak ada lagi penyemangat belajarku lagi. Entah berapa lama aku menangis di kamar mandi sekolah, sampai aku lupa waktu. Aku masih membayangkan besok bakal menjadi hal baru buat aku. Bakal Ada sesuatu yang hilang.
***
Seharian aku nggak melihat kevin di sekolah. Sampai jam istirahat terakhirpun aku nggak melihat kevin disekolah ini. Mungkinkah dia sudah pergi? Ternyata inilah jawabannya. Dia pergi aja nggak mencoba cari aku buat pamitan untuk terakhir kalinya, kepada sahabatnya yang selama ini ada buat dia. Sahabat yang selama ini menunggu cintanya. Kalo memang ini jawaban perasaanku, aku akan coba ikhlas menerimanya. Namun hatiku seperti disayat-sayat , sakit banget dengan cinta tak terbalas. Jahat banget sih kamu kevin.
" kamu jahattttttttttttttttt keviiinnnnnn.............kamu jahattttttttttttt...." teriakku dalam hati. Dasar cewek bisanya pasti nangis deh.
Dari kejauhan terlihat sosok anak laki-laki berpakaian biasa sedang berbincang dengan kepala sekolah. Tak kuperhatikan siapa dia. Siapa dia juga aku nggak perduli. Hatiku masih sakit gara-gara kevin. Namun makin dekat sosok itu seakan aku kenal. Aku lihat pak kepala sekolah masuk ke ruangannya setelah berjabat tangan dengan cowok tersebut. Dan ternyata cowok itu adalah.....kevin.
Aku diam mematung melihat kevin. Kevinpun menatapku dengan senyumnya yang pelit.
" hai dind..kemana aja sih..dari tadi ditungguin nggak keluar-keluar kelas.." kata kevin menyapaku. Aku hanya bisa terdiam nggak tau mau berkata apa. But wait, kevin menungguku??
" hmmm...ternyata aku ngomong sama manekin, ya udah deh aku pergi dulu ya...": kata kevin sembari beranjak meninggalkan aku.
" kevin..." kataku akhirnya.
Kevin menoleh dan berhenti seperti ingin mengunggu sesuatu.
" ya.."
" kamu beneran mau pergi?" tanyaku terbata-bata. Rasanya tangisku udah mau pecah. Kulihat kevin tersenyum manis. Baru kali ini dia tersenyum manis seperti itu. O my god kenapa nggak dari dulu sih kamu seperti itu sama aku. Kenapa disaat kamu mau pergi kamu beri aku senyuman manis seperti itu. Senyuman yang hanya membuatku semakin terluka.
" ya khn kmrn aku udah pamitan sama kamu..eeeee...malah ditinggal nangis.." katanya santai. Aku terperanjat. Ternyata kevin tau kalau aku menangis. Malu juga nih aku. Pipiku serasa terbakar karena malu.
" PD banget..siapa juga yang nangis.." kataku berkilah
" tuhh...sekarang aja udah mau nangis.." goda kevin. Mau nggak mau akupun tersipu. Yahh emang aku mau nangis, mataku berkaca-kaca menahan gejolak hatiku. Kevin berjalan mendekatiku. Dan tanpa disangka dia memegang tanganku. Hahhhh? Inikah kevin?kevin yang selama ini aku kenal dengan sikapnya yang dingin, sekarang berani memegang tanganku. Jantungku serasa mau copot. Hampir saja mau pingsan saking groginya.
" dinda...aku pergi nggak untuk selamanyalah dind, kenapa sih...kamu begitu kehilangan aku.."
" tapi kenapa kamu harus pergi ?..."
" ya,,keluargakuy pindah , masa aku disini sendirian..."
" oo..." kataku meng o kan , karena sebenarnya aku nggak tau lagi harus berkata apa, tanganku masih digenggam erat oleh kevin.
" dinda..makasih ya ,,kamu udah jadi sahabat terbaikku selama ini" aku kaget dengan kata-kata kevin. Spontan aku melepas genggaman tangan kevin. Senyumku tiba-tiba menghilang. Ada rasa sakit seperti baru saja mendapat tamparan keras. Jadi selama ini dia cuma menganggap aku sebagai sahabat aja. Aku beranjak meninggalkan kevin. Namun kevin mencekal tanganku. Ada rasa marah juga dihatiku. Ternyata cintaku bertepuk sebelah tangan. Tega banget kamu vin sama aku. Kamu tau aku mencintaimu khn..
" kenapa sih kamu nggak mau bilang sama aku..kalo selama ini...kamu suka sama aku.." kata kevin. Aku terperanjat mendengar perkataan kevin. Ada rasa marah juga mendengar pertanyaan kevin.
" kenapa?? Bukannya pertanyaan itu lebih cocok buat kamu ?" kataku masih dengan amarah yang menyala-nyala. Nggak sepantasnya cowok melontarkan pertanyaan seperti itu. Memalukan !!!.
" iya kamu benar,..maap, aku takut kehilangan kamu kalau kamu menolakku.." kata kevin datar. Aku tersenyum sinis. Berharap dia tersinggung dengan senyuman ejekanku.
" kenapa senyummu sinis sekali.." akhirnya dia terpancing juga.
" kamu itu khn cowok ..jadi orang nggak usah cemen kenapa? Diterima syukur, ditolak itu sudah resiko..baru segitu aja udah menyerah,.." kataku dengan nada mengejek.
Kevin menghela nafas, namun raut mukanya tak terlihat seperti tersinggung. Ahhh..aku hanya ingin kamu bilang cinta sama aku. Susah banget sihhhh. Jadi gregetan sendiri.
" maaf..aku pikir rasa cinta itu tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Dia akan tau sendiri dan akan merasakan sendiri bukan.."
Tiba-tiba aku merasa sesak, aku tidak perlu dengar kata-kata itu. Ceramah seperti ustad, tapi aku perlu ungkapan yang keluar dari mulut kamu kevinnn..
Melihat aku hanya terdiam, kevin akhirnya melanjutkan kata-katanya lagi.
" i love you dinda...."
Aku menatap kevin tak percaya. Dia bilang i love you sama aku. Oh goddddddd...aku sampai nggak bisa bilang apa-apa saking senengnya.
" kamu bilang apa barusan ...?" aku pura-pura tidak dengar.
" ya udah deh,..pasang alat pendengar dulu baru aku bilang lagi,,,.."
Aku tersenyum puas bisa bikin kevin kesel. Agaknya kevin malu. Ihh lucu banget liat mimik mukanya. Harusnya pan yang malu aku ya..kenapa jadi dia yang malu.
" iya iya deh aku udah dengar kok..." kataku akhirnya
" o syukurlah..padahal tadi udah mau aku telponin dokter kandungan.." goda kevin.
" ihhh kevin..apa hubungannya ah...."
Namun sejenak ,aku sadar kebahagiaanku ini cuma sebentar, kevin nggak akan ada lagi disini. Sedih jelas langsung menghinggapi hatiku. Sedih yang begitu dalam. Tanpa sadar air mataku menetes.
Tiba-tiba kevin mendekapku erat. Antara kaget dan senang, aku cuma bisa diam saja. Menikmati tangisku yang sedari tadi aku tahan. Ada rasa plong juga.
" maafin aku ya..aku nggak bisa berada disisimu tiap hari,..ingat,,aku cuma pergi ke bandung, aku akan pulang dind,buat kamu...:"
" tapi itu pasti sangat lama...kenapa kebahagiaan ini hanya sebentar vin" kataku disela tangisku. Kevin melepaskan pelukannya dan menatap wajahku.
" kata siapa kebahagiaan ini hanya sebentar,..kebahagian ini milik kita selama-lamanya dind..aku memang nggak disini, tapi hatiku tetap akan disini , trust me..ok, so don't cry again..please kasih aku senyuman, biar nanti selama aku dibandung, senyum itu akan tetap dipikiranku.."
Kata kevin mencoba menenangkanku. Dengan sangat berat akupun menuruti permintaan kevin. Ku coba mengulum senyum meski hati ini sakit banget dan ingin berteriak. But demi kevin apapun akan kulakukan.
" nah.. Gitu dong , senyum..."
Kevin melihat jam tangannya, hatiku semakin sedih, inilah akhirnya aku harus berpisah dengan kevin.
" maaf dind..aku harus segera berangkat..eittt..aku nggak mau lihat kamu nangis lagi ya.."
Aku mencoba terseyum meski nyaris gagal.
" hati -hati dijalan ya vin.." kevin mengangguk sambil tersenyum.
Aku mengantar kevin hingga lobi depan sekolah. Dengan berat hati aku lepas kevin ke bandung. Kau benar kevin, kemanapun kau pergi hatimu akan tetap selalu dihatiku.
Dibatas gerbang sekolah kamu menoleh kepadaku, melambaikan tanganmu kepadaku. Aku balas lambaianmu dengan senyum simpulku. Lantas kevin menghilang dibalik gerbang sekolah. Ah kevin..kenapa begitu kau menyatakan perasaanmu harus kau bayar dengan kepergianmu? Tapi setidaknya aku merasa lega, ternyata perasaanku selama ini terjawab sudah. Terbalas sudah. Thanks vin..buat cintamu padaku, aku akan manjaga cinta kita ini sampai kau kembali nanti.
TAMAT
Berkomentar dengan sopan santun, karena komentar anda mencerminkan kepribadian anda.