Gerumunan
murid memadati lobbi sekolah. Terdengar seperti berada di tengah pasar. Riuh,
gaduh..semua terasa asing. Nasya bingung mencari ruang kepala sekolah, dia
murid pindahan. Dilihatnya satu persatu papan kecil di atas pintu
ruangan..hufff belum ketemu-ketemu juga., nggak ada yang mau peduli, semua
sibuk dengan urusannya masing-masing..mau nanya kakak kelas juga, apalagi
deh,,, paling juga dibilangin "bisa baca nggak seh??? Nanya-nanya mulu,
cari sendiri gih sana..." SMA Pelita memang terkenal sekolahnya luas. Tak
heran anak baru bingung, padahal nasya tadi sudah diberi arahan oleh satpam
penjaga,.namun saking luasnya dia lupa.
Lemas
rasanya badan nasya..duhhh..baru pertama kali masuk aja udah bad mood gini ,
batin nasya. Tiba-tiba nasya melihat seorang cowok
duduk dibangku lobbi tak jauh dari dia berdiri. Duduk diam sambil konsentrasi dengan buku yang dipegangnya. nasya berjalan mendekati cowok itu..Kemudian duduk disebelah cowok tadi..si cowok spontan menoleh, dan berpapasan pandangan dengan nasya. Nasyapun melempar senyum, berharap sebelum dia bertanya dia mendapat sambutan yang positif dulu dari si cowok tadi.. diluar dugaan, ternyata si cowok malah melengos cuek. Senyum yang mengembang tadi mendadak jadi kaku, karena malu."emang enak dicuekin" pengen rasanya nasya memutar waktu supaya kejadian tadi nggak terjadi, kalo tau cowok dingin begitu, nggak sudi deh ngasih senyum sama dia.
duduk dibangku lobbi tak jauh dari dia berdiri. Duduk diam sambil konsentrasi dengan buku yang dipegangnya. nasya berjalan mendekati cowok itu..Kemudian duduk disebelah cowok tadi..si cowok spontan menoleh, dan berpapasan pandangan dengan nasya. Nasyapun melempar senyum, berharap sebelum dia bertanya dia mendapat sambutan yang positif dulu dari si cowok tadi.. diluar dugaan, ternyata si cowok malah melengos cuek. Senyum yang mengembang tadi mendadak jadi kaku, karena malu."emang enak dicuekin" pengen rasanya nasya memutar waktu supaya kejadian tadi nggak terjadi, kalo tau cowok dingin begitu, nggak sudi deh ngasih senyum sama dia.
tapi
karena rasa putus asa yang dari tadi sudah memenuhi kepalanya, pilihan
terakhir..nanya aja sama cowok sedingin es kutub ini..
"
eehem ehem..permisi, boleh nanya nggak ?" tanya nasya hati-hati. Si cowok
cuma menjawab " hmm"..nasya manyun,
"
ruang kepala sekolah sebelah mana ya.. " tanya nasya sesopan
mungkin..kemudian tangan sicowok cuma menunjuk samping kanannya..
"
disana...???" nasya meyakinkan..
"
iya ..lurus aja kesitu, ntar ketemu deh..." jawabnya cuek tanpa
mengalihkan pandangan dari buku yang dibacanya sedari tadi..
"
owhhh...ya sudah, makasih ya...."
Nasya
pun beranjak meninggalkan cowok tadi menuju ruang kepala sekolah...rasanya
plong banget bisa menemukan ruang kepala sekolah, so tujuan utama sudah ada di
depan mata.
* *
*
Tetttttttttttttttttttttttt....bel
panjang berbunyi, tanda pelajaran dimulai kembali..kelas 1A terlihat masih
ribut, karena guru pengajar belum datang, tapi hal itu nggk berlangsung lama
..mengetahui guru datang murid-murid sontak lari berhamburan menuju meja
masing-masing.
Tampak
bu Asri memasuki ruangan, diikuti seorang gadis cantik dengan tas punggung yang
masih melekat di belakang tubuhnya. Bisik murid -murid mulai riuh terdengar.
"
pagi anak-anak...." sapa bu asri " pagi bu......."
"
pagi ini kalian kedatangan teman baru, dia pindahan dari jakarta..namanya
nasya..lengkapnya biar nasya sendiri yang menyampaikan, silahkan
nasya...."
Bu
asri mempersilakan nasya untuk memperkenalkan diri di depan murid-murid. Agak
nerfeous juga nasya untuk memulai perkenalan..
"
pagi temen-temen, perkenalkan nama aku ignacia princess kalonica..kalian bisa
panggil aku nasya..mohon bantuannya ya ... Makasih.."
"oke
nasya..kamu bisa duduk di sebelah dika ya..." lanjut bu asri sambil
menunjuk bangku kosong disebelah dika dan mempersilakan nasya duduk.. Nasya
beranjak dari tempat berdirinya semula menuju bangku kosong yang telah ditunjuk
ibu asri. Nasya tersenyum kepada cowok disebelahnya, sambil menurunkan tas
punggungnya. Ternyata teman sebangkunya tak lain adalah cowok yang tadi pagi ia
tanyai ruang kepala sekolah.
Nasya
mengulurkan tangannya kepada cowok disebelahnya " hai...namaku
nasya,kamu??" cowok itu menoleh dan menjawab uluran tangan nasya sambil
tersenyum juga , namun masih sedingin es " dika".
"
nggak nyangka ya,,ternyata kita satu kelas, makasih ya..tadi pagi udah nunjukin
ruang kepsek"
"
yoi" jawab dika singkat..
Dan
itulah hari pertama nasya mengikuti pelajaran di sekolah barunya..
* *
*
Tak terasa waktu begitu cepat , hampir 1 tahun sudah nasya berada disekolah
barunya..
Nasya
dan dika semakin akrab, dan keakraban itu menimbulkan benih-benih cinta. Namun
satu sama lain nggak berani mengungkapkannya. Nasya sebenernya berharap bahwa
suatu saat nanti dika bakalan menyatakan cinta sama dia..tapi hal yang
ditunggu-tunggu itu tak jua datang. Nggak mungkin banget kalo nasya duluan yang
menyatakan cinta. Tapi justru edgarlah yang sering mengajaknya jalan, dia
adalah kakak kelas nasya yang juga menjabat sebagai ketua osis. Siapa sih cewek
yang nggak mau ditaksir sama ketua osis yang super ganteng itu, tapi bagi nasya
cuma dika yang ia cintai.namun semua itu kadang membuat hatinya putus asa,
karena dika nggak pernah menyatakan cintanya. Dan hal itu membuat nasya risau.
Dika selalu cemburu manakala nasya dijemput sama edgar namun dia juga nggak
berani menunjukkan rasa cemburunya itu. Dan itu membuat nasya semakin bimbang,
gimana kalo suatu saat edgar menyatakan cinta kepadanya??
Bel
dua kali berbunyi tanda waktu istirahat tiba. Semua murid mengemasi
buku-bukunya yang ada diatas meja , seusai belajar. Nasya melirik dika yang
sedang sibuk mengemasi bukunya..
"
dik...ke kantin yuk...aku lapar nih..." kata nasya basa-basi..
"
hmm...memangnya kamu nggak bareng sama edgar?" tanya dika datar..
"
nggak kok...palingan dia lagi sibuk sama organisasinya.." jawab nasya
asal..
"
jadiii...kalo edgar sibuk, trus aku nih yang jadi pelampiasan...biasanya juga
kamu lupa sama aku....khn udah ada edgar.." jawab dika masih dengan nada
datar. Dika termasuk orang yang santai, tapi dibalik kesantaiannya itu ada
keseriusan. Nasya kaget mendapati jawaban dika seperti itu.
"
kok kamu ngomong gitu sih dik?"...balas nasya dengan nada agak sedikit
tersinggung.
"
lah emang biasanya gitu khn..kenyataannya juga gitu khn..."
"
kenapa sih sekarang kamu berubah sama aku..aku salah apa sih sama kamu, padahal
selama ini aku tuh berharap kamu tuh mau jadi temen aku yang paling baik..yang
bisa ngertiin perasaan aku..tapi apa??kamu tuh sama sekali nggak ngerti
perasaanku dik..."
Dika
menoleh..." jadi ...kamu cuma ingin aku menjadi teman yang paling baik aja
buat kamu ??'
Nasya
kaget, dengan kata-kata dika..Sebenernya dika kecewa ternyata nasya cuma mengharap
dia hanya sebagai teman baik, padahal maksud nasya , kenapa dika nggak pernah
mengatakan cintanya, padahal nasya tahu dika juga mencintainya.
"
maksud kamu apa??" nasya sengaja memancing agar dika mau mengatakannya.
Namum persepsi dika salah. Dia menyangka cintanya bertepuk sebelah tangan. Dika
sudah mengetok palu bahwa rasa cintanya usai sudah, dan harus segera
dihilangkan dari hatinya. Karena menurutnya cinta yang hanya bertepuk sebelah
tangan hanya akan menyakiti hatinya saja.
"
udah sana..ntr ditunggu edgar loh..." jawab dika akhirnya dengan nada
melunak. Dika berpikir buat apa juga berdebat dengan orang yang nggak punya
perasaan apa-apa sama dia. Namun disisi lain nasya juga kecewa , dika sama
sekali nggak memperjuangkan cintanya. Bulir-bulir beningnya hampir saja turun,
kalo saja edgar nggak datang secara tiba-tiba. Refleks nasya mengusap matanya.
"
hai say.. Kantin yuk ... Kangen nih sama kamu..." rayu edgar dengan santai
memasuki kelas nasya. Nasya merasa serba salah, diliriknya dika..dia tampak
sibuk merapikan buku-bukunya dengan amarah yang ditahannya karena kedatangan
edgar membuat api cemburu di hatinya semakin membara. Bergegas dia keluar dari
ruangan karena nggak ingin melihat kemesraan edgar.
"
aku keluar dulu ya .. Ada perlu nih.." kata dika pura-pura mencari alasan
supaya bisa pergi dari situ. Nasya kaget sekaligus merasa nggak enak karena
tadi dia udah terlanjur mengajak dika ke kantin. Nggak taunya yang datang edgar
"
tapi dik..kan katanya kita mau ke kantin..." cegah nasya berharap dia mau
ke kantin bersamanya..
"
khn sudah ada edgar..lagian aku ada perlu kok, nggak bisa ke kantin...ya nggak
gar...." kata dika berbohong..
Edgar
yang nggak tau apa-apa tersenyum simpul " yoi dik...temenmu yang cantik
ini pasti aku jagain kok..dia khn princes aku...ya khn sayang..."
Nasya
semakin kalut, apalagi dika semakin terbakar. Nggak tahan melihat kemesraan
edgar, dika segera beranjak pergi..
"
yukk ah...cabut dulu gan...." pamit dika sembari menepuk pundak edgar.
Edgar tersenyum ramah...
Sepeninggal
dika nasya nggak habis pikir, sebenernya dika itu cinta sama dia apa nggak
sih...sampai-sampai dia nggak sadar terhanyut dalam lamunannya..
"
heiii...malah ngelamunn...ayo dongg,ntr keburu bel masuk lagi...."
"
tapi gar...kenapa sih kamu selalu ngajakin aku terus, ntar kalo ada yang
cemburu sama aku khn nggak enak gar..." nasya mulai ngeles..
"
hahahaha....ya nggaklah, nggak ada kok...waaaa kamu cemburu sama aku
ya....." goda edgar. Sebenenrya nasya nggak mau jalan bareng lagi sama
edgar, karena dari sikap dika yang tadi sempet kesel sama dia , nasya yakin
bahwa dika juga mencintai dia.
"
tapi...aku khn bukan apa-apamu gar..."
"oooo....kamu
takut ya dibilang HTS sama aku, alias Hubungan tanpa status ..?''
"
bukan itu maksud aku...aku nggak kepengen aja cewek yang naksir sama kamu jadi
kecewa karena kedekatanku sama kamu..gitu aja..."
"
ah santai aja...nanti akan aku buktikan kalo nggak ada lagi yang cemburu sama
aku lagi karena kedekatanku sama kamu....jadi kamu bisa tenang jalan sama aku,
okeyyyy cantikkk" jawab edgar santai sembari menarik nasya keluar kelas..
'
maksud kamu...."
"
udahhhhhhh,,,,ayok ah..laperrr..."
Edgar
menarik nasya keluar kelas..dan secara nggak sadar mereka bergandengan tangan
menuju kantin.
Dari
kejauhan ada seseorang yang mengamati mereka berdua. Tak lain adalah dika. Dika
sangant cemburu, namun apalah daya..cinta bertepuk sebelah tangan, dia nggak
bisa menyalahkan nasya. Nasya berhak menentukan pilihannya sendiri. Dia juga
nggak berhak memaksa nasya untuk mencintai dirinya. Meskipun masih terasa sakit
di hati namun dika mencoba iklhas dengan pilihan nasya. Dikapun mencoba
tersenyum bahagia dan bijaksana.
***
Hari
ini SMA Pelita mengadakan acara kamping di puncak. Semua murid sibuk mendirikan
tenda begitu tiba ditempat. Sang ketua osis, edgar memberi arahan kepada adik
kelas dalam mendirikan tenda. Dan begitu selesai wejangan dari sang ketua osis,
semua murid berhamburan menyiapkan tenda masing-masing. Tak terkecuali nasya.
Nasya tampak tidak bersemangat. Pandangannya mengitari seluruh lokasi
perkemahan. Terutama tenda cowok Ya..dia mencari dika. Dia belum melihat dika
dari tiba di lokasi perkemahan. Nasya berpikir apa dia nggak ikut camping?
Seketika badannya lemas, tidak ada semangat dalam berkemah, padahal kegiatan
ini adalah refresing setelah menjalani tes semester. Tiba-tiba nasya dikejutkan
oleh seseorang dari belakangnya. Sontak nasya kaget setengah mati.
"
dikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa....................apa-apaan sih
kamu?bikin spot jantung tau nggak....."
kata nasya ngomel-ngomel sambil memegangi dadanya seakan jantungnya mau
copot.
Dika
yang berhasil bikin nasya kaget , tertawa riang...
"
ahahahaha...abisnya dari tadi bikin tenda kok kaya mau ritual, pake acara
ngelamun segala.." nasya terkejut, dika tau kenapa dia terkejut..karena
sebenernya dari tadi dika memperhatikan nasya.
"
kaget ya...kenapa aku bisa tau?dari tadi aku disana kok ngeliatin kamu , bikin
tenda yang lain udah jadi kok punyamu belum berdiri juga.."
"
jadi dari tadi kamu cuma ngeliatin doangggg gituuuu....sengaja ya..."
nasya pura - pura marah sambil mencubiti perut dika. Dika balas pura-pura
kesakitan..
"aw
aw aw...ampunnn.....khn maksudnya kamu biar mandiri, ..." jawab dika
ngeles..dika berlari menghindari nasya yang terus mengejarnya.alhasil mereka
seperti anak TK yang sedang asyik main kejar-kejaran. Nasya dan dika seperti
terhanyut dalam keceriaan mereka, bahkan
lupa bahwa mereka ada perasaan dalam hati masing-masing. Dika berhenti berlari
sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal ,nasya berhenti didepan dika
dengan posisi yang sama. Mereka tertawa berdua, tanpa sadar mereka saling
berpandangan. Tersadar dari itu, mereka berdua tersipu malu. Akhirnya dika
menangkap getaran dihati nasya seperti getaran hatinya untuk nasya. Namun
seketika hilang, dika berpikir itu tidak mungkin karena sudah ada edgar di hati
nasya,biarlah dika menjadi teman baiknya seperti yang nasya bilang waktu itu.
Dika tersenyum simpul ke arah naysa, dan sembari mengacak-ngacak rambut nasya.
Nasya cemberut manja, namun dalam hatinya dia sangat bahagia bisa bercanda ria
dengan dika. Mereka tidak tau kalo dari kejauhan sepasang mata memperhatikan
mereka. Sorot mata yang tajam.
***
Acara
api unggun dimulai, semua anak duduk melingkar mengitari api unggun..dengan
penuh riang. Semua bernyanyi diiringi dentingan gitar dari sang ketua osis.
Semua murid bersenandung, mengikuti alunan musik. Selesai membawakan satu lagu.
Edgar hendak membacakan puisi cinta. Iapun langsung memanggil nama nasya untuk
maju ke tengah. Nasya tampak kaget sekaligus kikuk. Malu rasanya tampil didepan
semua murid. Namun desakan panggilan dari edgar memaksanya untuk tetap maju.
Dengan terpaksa nasya maju ke tengah. Semua murid bertepuk tangan, kecuali dika
dengan malas ia bertepuk tangan melihat nasya akan dirayu oleh edgar saingan
besarnya. Terlalu besar malah bagi dika. Dia ganteng, terkenal, punya jabatan
ketua osis pula. Perasaan itu jua yang membuat dika berkecil hati untuk
mencintai nasya.
Edgar
memulai membacakan puisi cintanya sambil memegangi tangan nasya dengan lembut.
Bagaikan seorang pangeran dan seorang putri , edgar berlutut didepan nasya.
Nasya semakin kikuk. Sekilas dia melirik dika. dika tampak santai , padahal
didalam hatinya bergejolak luar biasa. Namu dika memang orang yang pembawaannya
santai kalo dilihat dari luar. Meskipun sedang kalut dia tetap tenang.
"
edgar..apa-apaan sih ini? Aku malu tauuu....." bisik nasya kepada edgar.
Edgar tersenyum simpul mendengar bisikan nasya..
"
malam ini ... Kalian semua menjadi saksi. Bahwa malam ini akan aku buktikan
cintaku kepada nasya , cewek cantik yang ada didepanku ini..maukah kau menjadi
pacarku nasya?" kata edgar sembari tetap berlutut didepan nasya. Nasya
tampak kaget, serasa jantungnya berdegup sangat kencang. Dia nggak nyangka kalo
ternyata edgar benar mengungkapkan perasaanya terhadap dia. Nasya gugup sekali
, keringat dingin mulai mengucur. Ditambah semua murid menyorakinya. Semua riuh
dengan tepuk tangan yang nggak henti-hentinya . Bahkan tak lama terdengar
seperti paduan suara berkata " terima, terima, terima, terima...."
nasya semakin galau..
Dika
menarik nafas dalam, dia nggak ikut menyoraki, hanya diam memandang drama di
depannya.
Tiba-tiba
nasya dengan lembut melepas genggaman edgar. Nasya tersenyum. Serentak
anak-anak diam seperti ada yang mengomando. Edgar tampak bingung.
"
sebelumnya aku minta maaf gar...aku...aku...." jawab nasya terbata-bata.
Edgar masih menanti jawaban nasya, namun mendengar permintaan maaf nasya ,
seolah satu kata itu telah meluruhkan semuanya. Edgar sudah tau jawaban nasya.
"
aku sangat terima kasih kamu udah mencintai aku, namun...kamu udah aku anggap
sebagai kakak...aku....nggak bisa gar...maaf buat teman-teman aku telah
mengecewakan kalian" jawab nasya sambil menundukkan kepalanya , dia nggak
sanggup menatap wajah edgar. Edgar shock mendengar penuturan nasya. Dia juga
nggak bisa berkata apa-apa. Ada rasa malu juga ditolak didepan semua adik
kelasnya. Serasa turun martabat dia sebagai ketua osis.
Dari
jauh dika kaget juga mendengar jawaban nasya. Kenapa nasya menolaknya?
Perlahan
edgar berdiri dengan lemas. Nasya belum berani menatap edgar. Jantungnya
berdegup kencang. Serasa semua orang bakalan mendengar detak jantungnya saking
kerasanya jantungnya berdetak.
Edgar
menarik nafas panjang, mukanya merah antara malu dan marah..namun akhirnya dia
menyadari kalo cinta nggak bisa dipaksakan, andaikan nasya menerimanya tapi
cintanya bukan untuknya, sama saja dengan menyiksa batin nasya. Percuma
mendapatkan orangnya tapi tidak mendapatkan cintanya.
"
lantas kenapa kamu menolak aku sya? Apakah kamu mencintai orang lain....aku
pengen saat ini juga kamu jujur sama aku..kenapa alasannya? Biar semua
tau...." kata edgar lirih.
Nasya
kaget, tambah berdegup jantungnya. Dalam hatinya dia memang mencintai orang
lain, tapi apa pantas cewek mengutarakannnya lebih dulu...
"
kenapa diam sya..aku dan semua orang yang ada disini pengen tau alasan kamu
menolak aku,...." desak edgar. Nasya menarik nafas panjang , mengatur
degupan jantungnya agar suaranya tidak gemetar. Semua anak diam menanti jawaban
nasya..pandangan nasya mengitari semua anak yang melingkar , . Dan menangkap
dika yang memandang dia juga. dika tampak menantikan jawaban nasya juga. Edgar
semakin nggak sabar menanti jawaban nasya..
"
sya..ayo jawab jangan cuma diam saja....teganya ya kamu ngasih harapan sama
aku, setelah ini kamu campakkan aku seperti ini, aku bukan mainan sya, aku juga
punya perasaan.." kata edgar mulai emosi. Nasya semakin ketakutan, iapun
menangis dan suasana semakin mencekam
melihat sang ketua osis mereka semarah itu.
Nggak
tega melihat semua itu, dika spontan beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan
menuju nasya dan edgar. Tanpa pikir panjang dika memeluk nasya.
"
hei edgar,...bisa nggak sih nggak berlaku kasar sama cewek, nasya tuh cewek
tau...kamu bisa nggak sih jadi cowok sejati???"
Edgar
semakin emosi melihat dika memeluk nasya , cewek yang sangat dicintainya.
"
maksud kamu apa hahhhh???" kata edgar emosi.." kenapa kamu
bela-belain dia ? Kamu apanya dia? Cowoknya apa??"
"
aku memang bukan cowoknya, tapi aku mencintai dia jauh sebelum kamu hadir di
kehidupan dia..." jawab dika tanpa dia sadari. Selepas itu dia sadar juga
bahwa dari tadi dia memeluk nasya. Dikapun melepas pelukannya. " oh maaf
sya,...tadi saya refleks, karena aku nggak mau melihat kamu menagis " kata
dika lirih.
Nasya
berhenti menangis, dan memandang dika nggak percaya..semua anak terkejut
mendengar jawaban dika.
"
kamu banci ya berarti...kamu mencintai dia tapi kamu nggak berani mengungkapkan
isi hatimu, cemen lu jadi cowokkkk...."
"
yaa ..kamu berhak mengataiku banci, terserah apa yang ingin kamu katakan, namun
aku melakukan hal ini karena waktu itu nasya bahagia ada di dekat kamu ...dan
aku nggak ingin merusak kebahagiaan nasya.." jawab dika pelan. Nasya
semakin terkejut. Dia nggak nyangka kalau selama ini dika juga mempunyai
perasaan yang sama dengan dia.
"
tapi kenyataannya nasya menolak aku khan,,,,," kata edgar. Dika berpaling
memandang nasya. " kenapa kamu menolak edgar sya...bukankah selama ini
kamu bahagia bersama edgar? Dan maaf karena aku lancang mencintai kamu..padahal
kamu hanya mengaggap aku cuma sebatas teman" tanya dika kepada nasya yang
sedari tadi membisu.
"
kamu salah dik...." jawab nasya..semua anak hening menantikan jawaban
nasya. Begitupun edgar dan dika.
"
maksud kamu ..?" tanya dika penasaran.
"
aku bahagia dengan edgar karena aku hanya merasa nyaman, dia seperti kakakku..
Aku merindukan sosok kakak yang kini jauh diluar sana...dan waktu itu aku
bilang kalau kepengen kamu jadi temenku yang ngerti perasaanku, itu supaya kamu
tahu bahwa aku mencintai kamu dik...tapi apa??kamu cuma membuat aku bimbang,
aku tahu kamu mencintai aku, tapi kenapa kamu nggak berani mengatakannya sama
aku?haruskah aku duluan yang mengatakannya? Aku cewek dik, cewekkk.."
jawab nasya panjang lebar. Dika hanya tertunduk diam. Begitupun edgar, dia juga
diam mendengarkan jawaban nasya. Suasana semakin mencekam. Anak-anak tidak ada
yang berani mengeluarkan suaranya. Edgar berjalan mengelilingi nasya dan dika.
Nasya merasa bersalah karena membuat edgar salah sangka dengan kedekatannya
selama ini. Dika menarik nafas panjang. Dalam lubuk hatinya dika menyesal juga.
Sebagai cowok kenapa dia nggak berani mengungkapkan perasaannya kepada nasya.
Masalah diterima atau nggak itu resiko.
"
maaf sya...selama ini aku nggak berani mengatakannya , seperti yang aku bilang
tadi bahwa aku kira kamu sudah bahagia dengan edgar. Aku nggak mau merusak
kebahagiaanmu kalau aku masuk dalam kehidupan kamu. " dika mulai
menjelaskan Dengan mimik yang santai namum tegas.
"
andaikan waktu itu aku masuk dalam kehidupan kamu, pastinya akan menambah beban
pikiran kamu aja. Maka dari itu aku urungkan niat aku...biarlah cintaku padamu
cukup aku sendiri saja yang tau, tiap hari duduk denganmu aja aku udah bahagia
sya... " lanjutnya..
"
trus udah perasaanmu cukup sampai disitu aja? Sampai saat ini pun apa kamu
tetap akan menyimpan peraasaanmu?meskipun kamu sudah tau nasya juga mencintai
kamu?? Cowok aneh...." kata edgar masih terbawa emosi.
Dika
hanya tersenyum santai mendengar cemoohan edgar.
"
apabila nasya mau menerimaku apa adanya...maukah nasya menjadi kekasihku?"
kata dika akhirnya kepada nasya. Nasya terkejut , ternyata dika berani
mengatakan isi hatinya terhadapnya. Dia sampai nggak bisa ngomong apa-apa.
Dalam satu malam, ada dua cowok yang menembak dia.
Edgar
menatap nasya dalam, kemudian tersenyum sinis...
"
udahlah sya... Tadi khn kamu udah bilang kalau kamu mencintai dika, ngapain
harus pikir-pikir lagi..?aneh juga...."
Sebenernya
nasya panas juga mendengar edgar berkata seperti itu, namun yang dia pikirkan
adalah justru perasaan edgar. Apa jadinya kalau dia menerima dika tapi menolak
edgar...
"
tapi gar....maafin aku ya...kamu pasti sakit banget khn kalo aku menjawab
pertanyaan dika sekarang...." kata nasya hati-hati. Takut kalau-kalau
emosi edgar memuncak lagi.
"
kenapa harus sakit....?? Temen-temen semua beri tepuk tangannya yang meriah
untuk calon sepasang kekasih ini...?" perintah edgar kepada semua murid
yang sedari tadi hening. Semua saling pandang, bingung dengan perintah edgar.
Takut kalau-kalau edgar tidak serius dengan perintahnya. Mendapati adik
kelasnya tertap membisu, edgar tersenyum. Dan mengulangi perintahnya lagi.
"
adik -adik , kalian tidak mendengar aba-abaku tadikah? Ayooo beri tepuk tangan
yang meriah..."
Semua
anak akhirnya menuruti perintah edgar. Meskipun mereka bingung dengan apa yang
mereka lakukan saat ini. Untuk apa juga mereka bertepuk tangan, semua masih
tanda tanya. Seolah edgar mengerti sekali dengan keragu-raguan adik-adik
kelasnya bertepuk tangan. Iapun akhirnya menjelaskan duduk persoalannya.
Setelah
memberi arahan dan seperti sedang menjadi pemandu sorak, edgar berjalan
mendekati dika dan nasya. Tiba-tiba edgar memegang tangan nasya, dan tangan
kirinya memegang tangan dika. Kemudian edgar menyatukan kedua tangan nasya dan
dika. Menyuruhnya saling menggenggam. Nasya dan dika saling berpandangan tidak
mengerti apa maksud edgar melakukan hal tersebut. Edgar tersenyum kepada
keduanya.
"
nasya dan dika. Kalian pasti bingung khn apa yang terjadi." dika dan nasya
hanya diam menanti penjelasan edgar. Begitupun dengan semua anak-anak.
"
pada mulanya aku memang mencintai nasya, namun semakin lama aku merasakan kalau
nasya hanya menggapku sebatas kakak. "
Edgar
berjalan pelan membelakangi nasya dan dika
"
tadinya aku nggak tau sebabnya, ternyata yang selalu diperhatikan nasya adalah
kamu dika."
Edgar
berbalik dan menunjuk ke arah dika. Namun kali ini tidak disertai emosi namun
dengan seuntai senyuman. Semua anak bingung, terdengar suara bisik-bisik anak-anak.
Tak jauh beda dengan dika dan nasya. Mereka belum tahu arah pembicaraan edgar.
Dan seperti tahu isi hati mereka semua , edgar pun melanjutkan.
"
tapi kamu tidak berani mengatakannya karena kamu pikir, nasya mencintai aku.
Tapi itu salah, nasya hanya mencintai kamu dik" lanjut edgar sambil
menepuk pundak dika sebagai tanda solid sesama laki-laki.
"
tapi aku belum tahu apa maksud semua ini gar.." tanya dika bingung.
"
yahhh..kalo aku tidak membuat drama seperti ini , kamu pasti nggak akan
mengatakan isi hatimu khn...cemen lho " kata edgar sambil pura-pura
meninju dada dika.
"
jadi ternyata semua ini hanya rekayasa kamu aja..." dika berseru antara
senang dan malu. Nasyapun hampir tak percaya ternyata semua ini hanya drama.
"
iyalahhh...mau sampai kapan kamu pendam cinta kamu sama nasya...kasihan
nasyanya lah..dasarrrr.." kata edgar sambil menyeringai lebar sebagai
tanda kemenangan dia sudah berakting dengan baik.
"
nah sekarang , giliran nasya..kamu terima dika atau tidak...kalu tidakk..kamu
bakalan menyesal seumur hidup" lanjut edgar kepada nasya yang sedari tadi
diam membisu. Nasya tersenyum malu
"
itu c namanya bukan pilihan, tapi maksa..." jawab nasya dengan malu-malu
kucing.
"
tapi kamu suka khn dipaksa..."goda egdar.
Tiba-tiba
dika berlutut didepan nasya. Diraihnya tangan nasya. Seolah seperti pangeran
berlutut dihapadan sang putri. Nasya kaget,jantungnya berdebar-debar karena
begitu senangnya. Dan rasa malu juga menghinggapinya. Bagaimana tidak, kejadian
ini ditonton oleh seluruh teman-temannya.
"
nasy..maaf kalau selama ini, aku nggak berani mengatakan isi hatiku yang
sebenernya sama kamu, tapi kini semua sudah jelas..sekarang aku mau nanya,
maukah kamu jadi dambaan hatiku??"
Semua
anak bersorak bahkan ada yang mengeluarkan siulan. Dan kini mereka kembali
membantuk paduan suara meneriakan " terima...terima...terima....."
Inilah
moment yang ditunggu nasya seperti ini, dika menyatakan cintanya padanya.
Nasyapun hanya memberi tanda anggukan kepala aja sambil tersipu malu. Semua
anak bagai dikomando bertepuk tangan dan bersorak.
Dika
bagaikan mendapatkan durian runtuh, kini nggak ada lagi rasa cinta yang harus
dipendam.
Dika
pun tersenyum senang, mencium tangan nasya sebagai bentuk terima kasih padanya.
Dikapun berdiri dan meraih tangan kiri nasya, dan kini kedua tangan mereka
saling bertautan. Dika memandang nasya penuh cinta, nasyapun membalas
senyumannya.
"
makasih ya nas..atas cinta kamu ke aku.." kata dika mengutarakan rasa
bahagianya
"
iya dik..makasih juga selama ini kamu udah mencintai aku..."
"
i love you nasya..." kata dika sembari mencium kening nasya. Nasya kaget
sekaligus senang. Sampai memejamkan matanya.
"
i love you too dikav.." balas nasya.
Semua
anak bersorak dan memberi selamat kepada mereka berdua.
Tak
luput juga edgar, orang yang paling berjasa dalam menyatukan cinta mereka. Dia
turut bahagia.
Cinta
memang tidak bisa dilihat dengan mata, namun kehadirannya bisa kita rasakan.
Namun jangan cuma dirasakan saja, lebih baik diungkapkan. Tidak ada gunanya
disimpan saja dalam hati. Makin lama akan busuk dan membawa penyakit. Penyakit
itulah yang kini dikenal dengan sakit hati. Ungkapkanlah apapun itu jawabanya,
semua itu sudah resiko. Setuju??? :)
Berkomentar dengan sopan santun, karena komentar anda mencerminkan kepribadian anda.